
Minggu, 13 Juli 2025
Jatim Newsroom - Banyaknya jumlah pemain gim di Indonesia dari berbagai kalangan usia, terutama anak-anak mendorong Moonton Games pengembang gim populer Mobile Legends : Bang Bang (MLBB) membuka program inovasi baru bertajuk MLBB Teacher Ambassador di Surabaya. Program berupa pelatihan tersebut khusus ditujukan untuk memberdayakan para pendidik di jenjang SD, SMP, dan SMA sederajat.
Program ini dibuka pada Kamis (15/5/2025) di Surabaya, yang ditandai dengan penyerahan plakat dari Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Games Erina Tan kepada Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih.
Program ini hadir sebagai bentuk konkret bahwa gim tidak selalu berdampak negatif. Dengan pendekatan yang tepat, gim justru bisa menjadi sarana pengembangan karakter komunikasi, sportivitas, serta keterampilan kognitif siswa. Melalui program ini, para guru didorong untuk menjadi duta perubahan positif di sekolah dengan menjadikan gim sebagai alat bantu pembelajaran yang edukatif.
MLBB Teacher Ambassador bertujuan agar para guru dapat mewadahi dan memfasilitasi aktivitas bermain bersama (mabar) dengan siswa secara sehat, edukatif, dan membangun. Kegiatan ini tidak hanya akan menciptakan kedekatan emosional antara siswa dan guru, namun juga dapat menjadi media efektif untuk mengasah soft skill siswa seperti komunikasi efektif, kerja sama tim, berpikir strategis, hingga perhitungan aritmatika sederhana yang sering muncul dalam permainan.
Dalam keterangan resminya, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyampaikan, pihaknya menyambut baik kehadiran program MLBB Teacher Ambassador ini. Menurutnya, pendidikan hari ini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk saat melihat potensi di balik dunia digital dan Esports.
"Bila diarahkan dengan benar, gim seperti Mobile Legends: Bang Bang bisa menjadi alat bantu untuk mendidik generasi muda agar memiliki kedisiplinan, sportivitas, dan keterampilan sosial yang kuat," ujar Emil.
Melalui inovasi program ini, Emil menyatakan ingin menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya menolak tantangan zaman, tetapi juga mampu merangkulnya. "Saya optimis, jika para guru diberikan pemahaman dan pelatihan yang cukup, mereka bisa menjadi agen penting dalam memanfaatkan teknologi dan hiburan digital secara positif di lingkungan sekolah," kata Emil.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan resminya pula menyampaikan apresiasinya terhadap langkah progresif Moonton Games. Ia mengakui adanya persepsi negatif terhadap gim di tengah masyarakat harus mulai dikaji ulang.
"Selama ini kita hanya tahu main gim itu tidak mendidik dan bahkan tidak menghasilkan. Namun melalui program ini, kami rasa dapat mendorong kualitas pendidikan tak hanya di Surabaya, tapi juga di Indonesia dan memberikan kesempatan generasi muda untuk berkarir di industri Esport ke depannya," jelas Eri.
Menurutnya, gim yang dikelola dengan baik bisa menjadi jembatan anak-anak dalam mengenal teknologi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah. "Bahkan menyalurkan bakat mereka di bidang profesional yang selama ini belum banyak dikenali di dunia pendidikan formal," terang Eri.
Jadi Bagian Kurikulum
Di sisi lain, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih mengungkapkan, bahwa gim berbasis telepon pintar ini rencananya akan dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah. Ia menegaskan, bahwa gim sangat bisa ditambahkan ke dalam bagian kurikulum karena sekaligus menjadi pembelajaran edukatif bagi para siswa.
"Targetnya mungkin tahun ajaran baru, karena guru-guru kan sudah dilatih, supaya juga bisa membuat sebuah strategi pembelajaran yang baru. Sehingga di dalamnya juga harus tahu ada pembelajarannya edukatif, permainan-permainan edukatif seperti apa, yang nanti akan ditekankan kepada guru-guru, ke anak-anak kita," kata Tri.
Ia menekankan bahwa Pemkot Surabaya mendukung penuh hadirnya program inovatif ini, karena pendidikan bukan hanya akademik saja tapi juga nilai karakter dari permainan.
Ruang Kreatif Anak
Di sisi lain, Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Indonesia Erina Tan menerangkan gim MLBB yang dikembangkan merupakan sebuah permainan antar generasi, maka sudah menjadi suatu yang penting melalui gim bisa menjalin banyak koneksi dan menyiptakan ruang kreatif bagi anak.
"Karena hanya dengan seperti itu, kita bisa menciptakan sebuah lingkungan bermain yang sehat, terawasi, dan juga dijaga dengan baik. Dan salah satu pilar utama kalau yang saya bisa katakan itu untuk menjalin hubungan tersebut antargenerasi ini pastinya adalah guru. Gak ada lagi yang lain," ungkap Erina.
Dari data yang dimilikinya Erina juga berpikir bahwa Jawa Timur khususnya Surabaya memiliki jumlah akun pemain gim MLBB yang amat banyak. Sehingga, Ia menilai Jatim siap membawa inovasi dari gim yang dikembangkan.
"Kita melihat kesiapan juga dari sebuah region, bahwa Jawa Timur, khususnya kota Surabaya, siap untuk membawa inovasi dan pengembangan yang lebih up to date di bidang digital dan AI ini. Dengan begitu semoga program ini bisa semakin memajukan inovasi dari segala usia," pungkas Erina.(vin/s)
Program ini dibuka pada Kamis (15/5/2025) di Surabaya, yang ditandai dengan penyerahan plakat dari Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Games Erina Tan kepada Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih.
Program ini hadir sebagai bentuk konkret bahwa gim tidak selalu berdampak negatif. Dengan pendekatan yang tepat, gim justru bisa menjadi sarana pengembangan karakter komunikasi, sportivitas, serta keterampilan kognitif siswa. Melalui program ini, para guru didorong untuk menjadi duta perubahan positif di sekolah dengan menjadikan gim sebagai alat bantu pembelajaran yang edukatif.
MLBB Teacher Ambassador bertujuan agar para guru dapat mewadahi dan memfasilitasi aktivitas bermain bersama (mabar) dengan siswa secara sehat, edukatif, dan membangun. Kegiatan ini tidak hanya akan menciptakan kedekatan emosional antara siswa dan guru, namun juga dapat menjadi media efektif untuk mengasah soft skill siswa seperti komunikasi efektif, kerja sama tim, berpikir strategis, hingga perhitungan aritmatika sederhana yang sering muncul dalam permainan.
Dalam keterangan resminya, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyampaikan, pihaknya menyambut baik kehadiran program MLBB Teacher Ambassador ini. Menurutnya, pendidikan hari ini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk saat melihat potensi di balik dunia digital dan Esports.
"Bila diarahkan dengan benar, gim seperti Mobile Legends: Bang Bang bisa menjadi alat bantu untuk mendidik generasi muda agar memiliki kedisiplinan, sportivitas, dan keterampilan sosial yang kuat," ujar Emil.
Melalui inovasi program ini, Emil menyatakan ingin menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya menolak tantangan zaman, tetapi juga mampu merangkulnya. "Saya optimis, jika para guru diberikan pemahaman dan pelatihan yang cukup, mereka bisa menjadi agen penting dalam memanfaatkan teknologi dan hiburan digital secara positif di lingkungan sekolah," kata Emil.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan resminya pula menyampaikan apresiasinya terhadap langkah progresif Moonton Games. Ia mengakui adanya persepsi negatif terhadap gim di tengah masyarakat harus mulai dikaji ulang.
"Selama ini kita hanya tahu main gim itu tidak mendidik dan bahkan tidak menghasilkan. Namun melalui program ini, kami rasa dapat mendorong kualitas pendidikan tak hanya di Surabaya, tapi juga di Indonesia dan memberikan kesempatan generasi muda untuk berkarir di industri Esport ke depannya," jelas Eri.
Menurutnya, gim yang dikelola dengan baik bisa menjadi jembatan anak-anak dalam mengenal teknologi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah. "Bahkan menyalurkan bakat mereka di bidang profesional yang selama ini belum banyak dikenali di dunia pendidikan formal," terang Eri.
Jadi Bagian Kurikulum
Di sisi lain, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih mengungkapkan, bahwa gim berbasis telepon pintar ini rencananya akan dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah. Ia menegaskan, bahwa gim sangat bisa ditambahkan ke dalam bagian kurikulum karena sekaligus menjadi pembelajaran edukatif bagi para siswa.
"Targetnya mungkin tahun ajaran baru, karena guru-guru kan sudah dilatih, supaya juga bisa membuat sebuah strategi pembelajaran yang baru. Sehingga di dalamnya juga harus tahu ada pembelajarannya edukatif, permainan-permainan edukatif seperti apa, yang nanti akan ditekankan kepada guru-guru, ke anak-anak kita," kata Tri.
Ia menekankan bahwa Pemkot Surabaya mendukung penuh hadirnya program inovatif ini, karena pendidikan bukan hanya akademik saja tapi juga nilai karakter dari permainan.
Ruang Kreatif Anak
Di sisi lain, Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Indonesia Erina Tan menerangkan gim MLBB yang dikembangkan merupakan sebuah permainan antar generasi, maka sudah menjadi suatu yang penting melalui gim bisa menjalin banyak koneksi dan menyiptakan ruang kreatif bagi anak.
"Karena hanya dengan seperti itu, kita bisa menciptakan sebuah lingkungan bermain yang sehat, terawasi, dan juga dijaga dengan baik. Dan salah satu pilar utama kalau yang saya bisa katakan itu untuk menjalin hubungan tersebut antargenerasi ini pastinya adalah guru. Gak ada lagi yang lain," ungkap Erina.
Dari data yang dimilikinya Erina juga berpikir bahwa Jawa Timur khususnya Surabaya memiliki jumlah akun pemain gim MLBB yang amat banyak. Sehingga, Ia menilai Jatim siap membawa inovasi dari gim yang dikembangkan.
"Kita melihat kesiapan juga dari sebuah region, bahwa Jawa Timur, khususnya kota Surabaya, siap untuk membawa inovasi dan pengembangan yang lebih up to date di bidang digital dan AI ini. Dengan begitu semoga program ini bisa semakin memajukan inovasi dari segala usia," pungkas Erina.(vin/s)
Program ini dibuka pada Kamis (15/5/2025) di Surabaya, yang ditandai dengan penyerahan plakat dari Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Games Erina Tan kepada Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih.
Program ini hadir sebagai bentuk konkret bahwa gim tidak selalu berdampak negatif. Dengan pendekatan yang tepat, gim justru bisa menjadi sarana pengembangan karakter komunikasi, sportivitas, serta keterampilan kognitif siswa. Melalui program ini, para guru didorong untuk menjadi duta perubahan positif di sekolah dengan menjadikan gim sebagai alat bantu pembelajaran yang edukatif.
MLBB Teacher Ambassador bertujuan agar para guru dapat mewadahi dan memfasilitasi aktivitas bermain bersama (mabar) dengan siswa secara sehat, edukatif, dan membangun. Kegiatan ini tidak hanya akan menciptakan kedekatan emosional antara siswa dan guru, namun juga dapat menjadi media efektif untuk mengasah soft skill siswa seperti komunikasi efektif, kerja sama tim, berpikir strategis, hingga perhitungan aritmatika sederhana yang sering muncul dalam permainan.
Dalam keterangan resminya, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyampaikan, pihaknya menyambut baik kehadiran program MLBB Teacher Ambassador ini. Menurutnya, pendidikan hari ini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk saat melihat potensi di balik dunia digital dan Esports.
"Bila diarahkan dengan benar, gim seperti Mobile Legends: Bang Bang bisa menjadi alat bantu untuk mendidik generasi muda agar memiliki kedisiplinan, sportivitas, dan keterampilan sosial yang kuat," ujar Emil.
Melalui inovasi program ini, Emil menyatakan ingin menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya menolak tantangan zaman, tetapi juga mampu merangkulnya. "Saya optimis, jika para guru diberikan pemahaman dan pelatihan yang cukup, mereka bisa menjadi agen penting dalam memanfaatkan teknologi dan hiburan digital secara positif di lingkungan sekolah," kata Emil.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan resminya pula menyampaikan apresiasinya terhadap langkah progresif Moonton Games. Ia mengakui adanya persepsi negatif terhadap gim di tengah masyarakat harus mulai dikaji ulang.
"Selama ini kita hanya tahu main gim itu tidak mendidik dan bahkan tidak menghasilkan. Namun melalui program ini, kami rasa dapat mendorong kualitas pendidikan tak hanya di Surabaya, tapi juga di Indonesia dan memberikan kesempatan generasi muda untuk berkarir di industri Esport ke depannya," jelas Eri.
Menurutnya, gim yang dikelola dengan baik bisa menjadi jembatan anak-anak dalam mengenal teknologi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah. "Bahkan menyalurkan bakat mereka di bidang profesional yang selama ini belum banyak dikenali di dunia pendidikan formal," terang Eri.
Jadi Bagian Kurikulum
Di sisi lain, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih mengungkapkan, bahwa gim berbasis telepon pintar ini rencananya akan dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah. Ia menegaskan, bahwa gim sangat bisa ditambahkan ke dalam bagian kurikulum karena sekaligus menjadi pembelajaran edukatif bagi para siswa.
"Targetnya mungkin tahun ajaran baru, karena guru-guru kan sudah dilatih, supaya juga bisa membuat sebuah strategi pembelajaran yang baru. Sehingga di dalamnya juga harus tahu ada pembelajarannya edukatif, permainan-permainan edukatif seperti apa, yang nanti akan ditekankan kepada guru-guru, ke anak-anak kita," kata Tri.
Ia menekankan bahwa Pemkot Surabaya mendukung penuh hadirnya program inovatif ini, karena pendidikan bukan hanya akademik saja tapi juga nilai karakter dari permainan.
Ruang Kreatif Anak
Di sisi lain, Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Indonesia Erina Tan menerangkan gim MLBB yang dikembangkan merupakan sebuah permainan antar generasi, maka sudah menjadi suatu yang penting melalui gim bisa menjalin banyak koneksi dan menyiptakan ruang kreatif bagi anak.
"Karena hanya dengan seperti itu, kita bisa menciptakan sebuah lingkungan bermain yang sehat, terawasi, dan juga dijaga dengan baik. Dan salah satu pilar utama kalau yang saya bisa katakan itu untuk menjalin hubungan tersebut antargenerasi ini pastinya adalah guru. Gak ada lagi yang lain," ungkap Erina.
Dari data yang dimilikinya Erina juga berpikir bahwa Jawa Timur khususnya Surabaya memiliki jumlah akun pemain gim MLBB yang amat banyak. Sehingga, Ia menilai Jatim siap membawa inovasi dari gim yang dikembangkan.
"Kita melihat kesiapan juga dari sebuah region, bahwa Jawa Timur, khususnya kota Surabaya, siap untuk membawa inovasi dan pengembangan yang lebih up to date di bidang digital dan AI ini. Dengan begitu semoga program ini bisa semakin memajukan inovasi dari segala usia," pungkas Erina.(vin/s)
Program ini hadir sebagai bentuk konkret bahwa gim tidak selalu berdampak negatif. Dengan pendekatan yang tepat, gim justru bisa menjadi sarana pengembangan karakter komunikasi, sportivitas, serta keterampilan kognitif siswa. Melalui program ini, para guru didorong untuk menjadi duta perubahan positif di sekolah dengan menjadikan gim sebagai alat bantu pembelajaran yang edukatif.
MLBB Teacher Ambassador bertujuan agar para guru dapat mewadahi dan memfasilitasi aktivitas bermain bersama (mabar) dengan siswa secara sehat, edukatif, dan membangun. Kegiatan ini tidak hanya akan menciptakan kedekatan emosional antara siswa dan guru, namun juga dapat menjadi media efektif untuk mengasah soft skill siswa seperti komunikasi efektif, kerja sama tim, berpikir strategis, hingga perhitungan aritmatika sederhana yang sering muncul dalam permainan.
Dalam keterangan resminya, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyampaikan, pihaknya menyambut baik kehadiran program MLBB Teacher Ambassador ini. Menurutnya, pendidikan hari ini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk saat melihat potensi di balik dunia digital dan Esports.
"Bila diarahkan dengan benar, gim seperti Mobile Legends: Bang Bang bisa menjadi alat bantu untuk mendidik generasi muda agar memiliki kedisiplinan, sportivitas, dan keterampilan sosial yang kuat," ujar Emil.
Melalui inovasi program ini, Emil menyatakan ingin menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya menolak tantangan zaman, tetapi juga mampu merangkulnya. "Saya optimis, jika para guru diberikan pemahaman dan pelatihan yang cukup, mereka bisa menjadi agen penting dalam memanfaatkan teknologi dan hiburan digital secara positif di lingkungan sekolah," kata Emil.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan resminya pula menyampaikan apresiasinya terhadap langkah progresif Moonton Games. Ia mengakui adanya persepsi negatif terhadap gim di tengah masyarakat harus mulai dikaji ulang.
"Selama ini kita hanya tahu main gim itu tidak mendidik dan bahkan tidak menghasilkan. Namun melalui program ini, kami rasa dapat mendorong kualitas pendidikan tak hanya di Surabaya, tapi juga di Indonesia dan memberikan kesempatan generasi muda untuk berkarir di industri Esport ke depannya," jelas Eri.
Menurutnya, gim yang dikelola dengan baik bisa menjadi jembatan anak-anak dalam mengenal teknologi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah. "Bahkan menyalurkan bakat mereka di bidang profesional yang selama ini belum banyak dikenali di dunia pendidikan formal," terang Eri.
Jadi Bagian Kurikulum
Di sisi lain, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih mengungkapkan, bahwa gim berbasis telepon pintar ini rencananya akan dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah. Ia menegaskan, bahwa gim sangat bisa ditambahkan ke dalam bagian kurikulum karena sekaligus menjadi pembelajaran edukatif bagi para siswa.
"Targetnya mungkin tahun ajaran baru, karena guru-guru kan sudah dilatih, supaya juga bisa membuat sebuah strategi pembelajaran yang baru. Sehingga di dalamnya juga harus tahu ada pembelajarannya edukatif, permainan-permainan edukatif seperti apa, yang nanti akan ditekankan kepada guru-guru, ke anak-anak kita," kata Tri.
Ia menekankan bahwa Pemkot Surabaya mendukung penuh hadirnya program inovatif ini, karena pendidikan bukan hanya akademik saja tapi juga nilai karakter dari permainan.
Ruang Kreatif Anak
Di sisi lain, Kepala Bidang Pengembangan Ekosistem Gim Moonton Indonesia Erina Tan menerangkan gim MLBB yang dikembangkan merupakan sebuah permainan antar generasi, maka sudah menjadi suatu yang penting melalui gim bisa menjalin banyak koneksi dan menyiptakan ruang kreatif bagi anak.
"Karena hanya dengan seperti itu, kita bisa menciptakan sebuah lingkungan bermain yang sehat, terawasi, dan juga dijaga dengan baik. Dan salah satu pilar utama kalau yang saya bisa katakan itu untuk menjalin hubungan tersebut antargenerasi ini pastinya adalah guru. Gak ada lagi yang lain," ungkap Erina.
Dari data yang dimilikinya Erina juga berpikir bahwa Jawa Timur khususnya Surabaya memiliki jumlah akun pemain gim MLBB yang amat banyak. Sehingga, Ia menilai Jatim siap membawa inovasi dari gim yang dikembangkan.
"Kita melihat kesiapan juga dari sebuah region, bahwa Jawa Timur, khususnya kota Surabaya, siap untuk membawa inovasi dan pengembangan yang lebih up to date di bidang digital dan AI ini. Dengan begitu semoga program ini bisa semakin memajukan inovasi dari segala usia," pungkas Erina.(vin/s)
📌 Cek juga: Scrubs-revival-adds